Berita Seputar Wilayah Rembang

13.1.17

Perusahaan Sakit Parah, Direksi Baru BUMD Rembang PT RBSJ Mulai Menata Sistem Baru.

Arif Budiman, Direktur Utama PT RBSJ, Salah Satu BUMD Rembang. Telah di lantik dan di sumpah oleh Bupati di lantai 4 Gedung Pemkab Rembang, Jum'at (13/1).

Salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni PT Rembang Bangkit Sejahtera Jaya (PT RBSJ) Kab Rembang, saat ini kondisinya sedang sakit parah. Melalui direktur baru PT RBSJ, Arif Budiman SE, memiliki 3  langkah kongkrit demi penyehatan perusahaan. Yaitu dengan mengurai benang kusut kekacauan yang selama ini ada serta mencari penyakitnya, Penyelamatan aset -aset perusahaan, dan Mengelola perusahaan dengan sistem.

"Didalam pasca penyehatan itulah pembuatan sistem, kekacauan kemarin itu karena mengelola perusahaan tidak menggunakan sistem. Kita inikan ada sistem keuanganya, pengelolaanya, manajemenya, SDM dan sebagainya. Itu yang harus kita tata menggunakan sistem". Papar Arif Budiman, saat dimintai keterangan setelah dilantik Bupati di lantai 4 Gedung Pemda Rembang dalam acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah, jabatan direksi dan komisaris PT RBSJ Periode 2017-2022, Jum'at (13/1).

Posisi Komisaris PT. RBSJ yang sebelumnya diduduki Al Islah, kini dipegang Sumirat Cahyo Widodo, mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) kab Rembang. Sedangkan kursi Direktur Utama PT. RBSJ, dari Prilestiyo berpindah tangan ke Arif Budiman, politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) kab Rembang, sekaligus mantan calon Wakil Bupati. Perubahan itu diputuskan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) beberapa waktu lalu.

Namun saat ini, Direktur utama baru belum menerima berkas perusahaan dari direktur lama. Setelah penyerahan dokumen dilakukan, Arif Budiman baru akan mempelajari atas keruwetan dan kekacauan masalah serta memakai sistem baru untuk menyelesaikan masalah dan Aset-aset PT RBSJ.

Salah satu aset PT RBSJ adalah Pabrik Gula Mini yang ada di Wilayah desa Bangunrejo Kecamatan Pamotan, dari awal dibangun hingga sekarang, dari pantauan media, pabrik itu tidak pernah dipakai dengan berbagai alasan. 
"Selama ini belum kita pelajari apakah itu pabrik gula betul atau hanya pabrik Gula Gula-an. Jika hanya pabrik Gula-an ya memang sulit untuk didandani, paling hanya bisa dialihkan ke yang lain. Namun setelah kita pelajari itu memang pabrik Gula betul, saya kira itu potensial untuk dikembangkan, mengigat lebih dari 10.000 hektar lahan tebu di Rembang", jelasnya.

Selanjutnya, melalui direktur umum, PT RBSJ akan mengejar aset termasuk pabrik gula mini tersebut, yang belum jelas diperjelas, yang masih atas nama orang lain segera dibalik nama, dan yang masih abu-abu dibuat putih serta direktur baru akan memastikan aset itu milik BUMD Rembang.

Aset sebagian lain PT RBSJ adalah di Pelabuhan Sluke. Menurut Arif, sebenarnya masalah pelabuhan terkait perebutan lahan itu simple. "Sebenarnya itu simple, ada Rekomendasi dari Kementerian Perhubungan, ada Rekomendasi dari BPKP, kalau itu dilaksanakan, saya kira selesai masalahnya", tegasnya.

Seingat Arif, ide dibangunya Pelabuhan Nasional di Sluke Rembang, awalnya adalah mengambil limpahan overloadnya pelabuhan Tanjung Mas dan Tanjung Perak. Yang kedua adalah, karena banyaknya Industri yang ada di Rembang, ada banyak tambang, sebentar lagi ada Semen Indonesia dan Pertamina Gas PHE Randugunting. "Mereka Pasti memanfaatkan Pelabuhan". Tegasnya.

Terkait Program unggulanya kedepan, Direktur baru akan membuat bisnis plan dan kembali ke Perda, salah satunya sebagai perintis usaha-usaha yang ada di Rembang, memunculkan usaha baru yang bisa dipakai oleh masyarakat Rembang termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di depan Pelabuhan Sluke . "Kita akan kembangkan sesuai Perda, nanti yang terlibat akan sangat banyak, seperti new comer, interprenuer muda dan sebagainya demi kesejahteraan ekonomi di Rembang". Tegasnya. 

Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah kab Rembang, Drs Subakti, berkata landai dan santai saja, menurut ia, PT RBSJ bukan ranahnya, namun ranah Bupati. "Saya tidak termasuk bagian dari RBSJ, Namun ranahnya Bupati, semuanya biar Bupati yang memutuskan. Masalah ramainya pelabuhan Sluke, ya biarkan ramai, kadang kala juga harus ramai.". Tegasnya. (Handoko)